Refleksi Ramadhan 1446 H sebagai Momentum untuk Menjadi Pribadi yang lebih Baik
Sebagai Muslim, sudah sepatutnya kami berefleksi atas apa yang terjadi. Apa hikmah yang kita dapatkan dan pelajaran apa yang harus kita perbaiki kembali. Terlebih kita diperintahkan untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lagi. Sebagaimana kata Imam al-Ghazali: "Jika keadaanmu hari ini sama dengan kemarin, maka sungguh engkau telah merugi. Dan jika keadaanmu hari ini lebih buruk dari kemarin, maka sungguh engkau telah celaka."
Ramadhan selalu hadir sebagai bulan penuh berkah dan ampunan. Di dalamnya, kita dilatih untuk lebih disiplin, sabar, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, kini kita sudah berada di penghujung Ramadhan. Pertanyaannya, apakah kita akan kembali seperti sebelum Ramadhan, atau justru menjadikannya sebagai titik perubahan menuju pribadi yang lebih baik? Padahal tujuan utama dari puasa Ramadhan adalah membentuk ketakwaan. Oleh karena itu, momen akhir Ramadhan adalah waktu terbaik untuk merefleksikan apakah kita telah mencapai taqwa yang dimaksud?
Berikut beberapa hal yang mungkin harus terus kita lakukan setelah Ramadhan usai.
Evaluasi Diri: Apa yang Telah Kita Dapatkan?
Setiap ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan bukan hanya rutinitas, melainkan latihan untuk memperbaiki diri.
Mampukah kita terus konsisten dengan apa yang telah kita lewati dan kita kerjakan selama Ramadhan? Teringat dengan perkataan Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah
"Sesungguhnya tanda diterimanya amal seorang hamba adalah ketika ia diberikan taufik untuk melakukan amal saleh setelahnya." Artinya, jika setelah Ramadhan kita tetap menjaga kebiasaan ibadah dan ketakwaan, itu pertanda bahwa amal kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah.
Ramadhan barulah Awal, jangan biarkan berlalu tanpa makna
Banyak orang yang semangat beribadah selama Ramadhan, tetapi setelahnya kembali kepada kebiasaan lama. Padahal, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa yang paling dicintai Allah adalah konsistensi dalam beramal, bukan sekadar semangat sesaat.
Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah mengatakan "Orang yang benar-benar bertakwa adalah mereka yang setelah Ramadhan tetap menjaga amal saleh dan tidak kembali kepada kebiasaan maksiat." Maka, kita perlu memastikan bahwa semangat ibadah yang kita bangun selama Ramadhan tidak berhenti di bulan ini saja, tetapi terus berlanjut sepanjang tahun.
Mempertahankan Spirit Ramadhan
Selama bulan Ramadhan kita semua berlomba-lomba dalam kebaikan, baik dalam ibadah mahdhoh atau ghair mahdhoh. Maka, perlu bagi kita untuk mempertahankan spirit Ramadhan tersebut, terutama dalam beberapa hal
1. Tetap Menjaga Shalat dan Ibadah Sunnah. Shalat adalah benteng utama agar kita tetap istiqamah dalam kebaikan setelah Ramadhan.
2. Melanjutkan Tilawah dan Tadabbur Al-Qur’an. Membiasakan membaca dan memahami Al-Qur’an akan menjaga hati kita tetap bersih dan dekat dengan Allah.
3. Menjaga Lisan dan Akhlak yang Baik. Setelah Ramadhan, kita harus tetap menjaga lisan dari ghibah, fitnah, dan perkataan yang sia-sia.
4. Melanjutkan Kebiasaan Sedekah dan Berbagi. Kita bisa melanjutkan kebiasaan sedekah untuk membantu sesama, keluarga, atau untuk dakwah Islam.
5. Berusaha Menjadi Muslim yang Lebih Baik. Setelah Ramadhan, kita harus terus meningkatkan kualitas diri, baik dalam ibadah, ilmu, maupun akhlak.
Ramadhan adalah waktu istimewa yang Allah berikan kepada kita untuk melatih diri dalam ketakwaan. Namun, tantangan sebenarnya adalah bagaimana kita tetap istiqamah dalam kebaikan setelah Ramadhan berlalu. Semoga Allah istiqomahkan kita dalam kebaikan. Aamiin
Suasana Malam Takbiran.
Garut, 30 Maret 2025
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D